KAKAK PUNGUTAN

Asa yang ada hanya sebuah harapan dari seorang kakak yang di pungut ditepi jurang kegelapan,  untuk menyambut tangan mu agar kau tak terjatuh kedalamnya. Tangisan seorang kakak pungutan tak mungkin memaksakan mu, untuk terus berjalan dalam bait cahaya, karena tiada hak yang mendalam untuk memaksa mu.
Ya dikala tangan telah terjulur dan kau tetap menjtuhkan diri mu dalam kegelapan itu.
Itulah hukuman terbesar bagi kakak pungutan ini. Merasa kecewa akan kegagalan diri dan atas ketidak mampuan untuk tetap membimbing mun dalam baik cahaya itu. Meski harapan tak pupus. Tapi saat ini kau telah menampakannya dimata ku bahwa kau tenggalam dalam dalam kegelapan itu. Maka biarkan lah penyesalan ini, biarkanlah kekecewaan ini, biarkan lah perih ini menghukum kakak pungutan mu.
Biarkanlah lingkungan mencoreng mukanya, dengan kata "Mana adek yang telah memungut mu?... yang kau banggakan bahwa dia telah berjalan dalam keindahan bait cahaya, Toh dia masih didalam kegelapan itu. Padahal kau menggenggam tangannya. Dasar kakak bodoh!.."
Termatlah pedih hukuman ini. Tapi inilah derita ku, derita seorang musafir yang mengemis terang di sela-sela qalbu anak manusia yang tersesat dalam kegelapan.

"PREDIDW

Komentar

Postingan Populer