Cerita Langit Dan Bumi

Pengabdian menuntut panggung, itulah hakikat yang tak bisa di pungkiri. dan manusia dilemparkan ke-muka bumi ini adalah untuk mengabdi. ada banyak sekali panggung yang sudah di sediakan oleh tuhan. tinggal dimana kita menjatuhkan pilihan.
Ada panggung Bumi, yaitu panggung-panggung yang cendrung membicarakan eksistensi, Semua pengabdian seolah menuntut pujian dan penghargaan bahkan kadang mengharapkan kursi.
Ada pula panggung langit, yaitu pengabdian jalan sunyi. berbicara tentang esensi tidak ingin di ketahui. bahkan sama sekali tidak mengharapkan kursi.

Bag perbedabatan Bumi dan langit. di mana bumi berkoar-koar menyalahkan langit tanpa dia sadari langitlah yang menyelamatkannya dan menuntun perjuanngannya.
Berawal dari perkataan Bumi yang Di Tujukan kelangit.
Bumi : Hei langit jangan di atas terus, turunlah kepermukaan. lihat permukaan sudah kacau.
Langit : "Jangan menyalahkan aku, Sebelum kau berbicara aku sudah tau fakta di permukaan"
Bumi :Tetrus kenapa kamu diam?... dengarkan nasehat saya ini "Lebih baik salah ketika berbuat dari pada diam"
langit : apa kamu tau bumi permukaan menjadi kacau dan penuh perselihan itu karena perbuatan-perbuatan yang slah. Harusnya "Jangan berbuat kalau itu salah" Krena setiap kesalahan hanya akan menambah daftar hadir diNeraka.
Bumi : Lebih baik seperti itu! dari pada kamu langit yang hanya diam membisu melihat kemungkaran...
Langit : Siapa bilang aku diam?...
Bumi :  Aku menyaksikan sendiri kebungkaman mu!...Sedangkan kami berkoar - berkoar menyuarakan kebenaran dan kau langit hanya menonton saja!...
Langit : Hei bumi!... apakah kau lupa, dikala permukaan panas aku turunkan hujan untuk mendinginkannya,., Di kala permukaan dikotori sampah kuhajani dengan selebat-lebatnya hingga banjir menyapu sampah-sampah itu. dikala suhu permukaan mencapai kebekuan. ku singkirkan awan hingga permukaan  kembali merasakan kesejukan?... Itu kah yang kau namakan diam?... apakah kau tau jika aku turun ke permukaan, permukaan akan hangus krena atmosfir ku. dan matahari akan menyengat permukaan!... Apakah kau tau betapa parihnya menyaring hujatan matahari?... kau tidak tau itu semua buni...

waaaahhhhaasssi buuumiiiiiii. perkataan mu benar-benar menyakiti ku... kau terlalu angkuh dengan perbuatan mu yang salah itu, hati mu sudah terlalu keras, . hingga kau tak memahami betapa perihnya aku disini menanggung semua beban ini. aku yang menahan panas terik matahari, aku yang menyangga termosfer yang panas. aku yang mempertahankan lapisan ozon hingga oksigen tetap stabil di permukaan. apakah kau tau itu bumi?... apakah kau tau itu bumi?... jawab bumi?... apakah pernah aku menyuarakan itu semua bumi?...

Tidaaakkk bumi, aku tidak pernah menyuarakan itu... tidak seperti mu yang baru menghadapi satu penguasa kegelapan saja sudah meninggikan dada dan menyalahkan yang lain. 

hampa Bumi, semua yang kau lakukan hampa disisi tuhan... tidak bernilai karena kau hanya mengaharapkan eksistensi...

Bumi : Wahai langit .... Sungguh aku tidak menyadari itu selama ini. aku terlalu sibuk dengan urusanku di permukaan, aku sibuk dengan tugas ku sendiri. hingga aku tak memberikan kesempatan pada diri ku untuk melihat perjuangan mu, bahkan aku sibuk menyalahkan mu.  padahal perjuangan mu begitu agung dan mulia.
Langit : Sudah lah bumi, Kau masih punya kesempatan untuk membenahi permukaan.
Perbebatan itu berkhir dengan indah ketika bumi mengakui kesalahannya dan langit menerima penagkuan itu.
langit pun tetap berjuang di jalan sunyinya. bumi tetap mengembara mencari solusi di bawah lindungan langit.

@Pdw

Komentar

Postingan Populer