Untuk Kau Ismaya

Owh kira kau sang Bidadari yang dikirim untuk ku, dengan lembut tutur kata mu,  Kuat diri ku ketika melepaskan mu untuk menunggu ku.  Atas dasar air mata mu yang kau teteskan di depan mata ku.  Kukira itu cinta namum hanya kebohongan belaka.  Entahlah apa yang ku harus ku lakukan hari ini?... Ketika ku tau sang imam yang kau rindukan bukan lagi aku. 
Kini Timbul penyesalan dibatin ku untuk melepas mu mengembara menuju negri sejuta mimpi.   Aku menyesal,  tak menggandeng mu  berlayar mengarungi samudera kehidupan. Ku kira dalam pengembaraan mu dan pelayaran ku.  Kau akan tetap memegang titah cinta kita. Ku kira di akhir cerita pengembaraan mu dan pelyaran ku dimana dikala itu,  iman telah menguat,  ilmu telah matang,  insan telah bijaksana.  Kita akan bertemu kembali di di bahtera cinta halal,  disana kan ku persunting diri mu,  dengan mahar Hafalan ayata suci.  

Tapi semua tinggal mimpi. Dihati mu tiada lagi aku.  Tapi sang pelayar lain telah mengisi relung mu.  Dan tak lah patas aku menyalahkan mu.  Mungkin aku yang terlalu lama untuk datang kembali pada mu. Duhai kau sang bidadari,  yang pernah ku harap sebagai makmum, rindu ku sudah haram untuk mu.  Cinta ku sudah tak lagi di benarkan.  Keji lah aku jika ku tetap memaksakannya.  

Utuk kau Ismaya aku akan pergi  lagi untuk berlayar,  karena ku tak mau menyaksikan mu bersamanya. Aku akan terus berlayar bukan lagi untuk kembali untuk kembali menemui mu.  Tapi untuk kembali ketika ku tau,  bagaiamana cara melupakan mu. Karena Rindu ku telah haram.  Krena cinta ku sudah tak lagi dibenarkan.

Hari ini senyum mu seolah masih ingin menutupi semua itu,  hari ini senyum mu seolah menyampaikan rasa itu masih ada.  Tapi ku tau ini semua hanya cara kau menunda waktu hingga kau mampu menyusun kata untuk jelaskan semua rahasia cinta mu yang sudah ku tau. 

Ku_Sambut kau dengan harapan kita bisa bahagia.
Maka hari ini ku lepaskan kau dengan harapan kau bisa bahagia

Teruntuk Ismaya
03 Oktober 2017

#Syafir

Komentar

Postingan Populer