dilemA (2) Intan

Seonggok intan teramat lah pahit. Jika di jaga dari sang bandit.  Bukan hanya hati yang takut.  Bahkan nyawa pun bisa hanyut. Namu, ku tau berartinya intan mu di tangan ku.  Ingin ku beri  kepada bandit, Kecewa mu rasa bersalah ku.   Ingin ku pertahankan dalam genggaman ku. Namun bumerang akan kembali menyerang tuan jika musuh tak dapat di kenai.

Tak lah ku tau,  dua intan mu ini yang kau titipkan menjadi bumerang bagi zahir dan batin ku. Tiada lah beda nilai 2  intan ini dimata ku,  begitupun dengan mu.  Kalian sama,  telah diikat nilai setia dalam merah darah ini.  Dilema bumerang papa... Zahir dan batin ku kini seolah dibawah kilatan pedang sang bandit. Bergerak ku terluka,  diam ku terancam.  Melawan ku terbunuh.

Wahai dilema dua intan,  bag putri berhati suci,  pancarkan harapan kehidupan,  putus papa terjerumus magma,  mencair hilang ditelan bumi,  bukanlah itu harapan sang pemegang amanah.  Melainkan kilau intan yang tajam,  mahal terjual namun tersimpan.  Menjadi warisan untuk penerus.  Bukan pemuas kehausaan gemerlapan hidup didunia. Bukan pajangan yang akan menjadi kesombongan.  Bukan pula perhiasan yang akan menjadi pujian.
Namun mahkota bagi masa dan asa yang hendak dijaga,  disayangi dan dilindungi...


Oooooo. . . .  Dua intan dalam genggaman.....
Dilema Bumerang Tuan... 


Komentar

Postingan Populer