Ketika Ku Bermimpi

Mereka mentertawakan ketika kusampaikan mimpi-mimpi besar ku, bahkan ada yang menganggap ku gila, bagaimana tidak, Weorang yang hidup jauh di bawah kaya, yang hanya mengenakan pakain serba murah, bawaan clasik yang butut, dompet tipis bahkan hampir tak berisi. Tapi harapan dan mimpi ku besar. Wajar jika di tertawakan dan di cemeeh.
Tapi perlahan-lahan wajah-wajah bahagia mereka yang kemaren mentertawakan ku mualai redup sayu karena malu.
Satu persatu mimpi yang kusampaikan mulai terwujud.
Tanah-tanah yang tak mungkin ku injak telah ku injak, orang-orang yang tak mungkin ku gapai kini membutuhkan ku. Tangan yang tak mungkin kuraih kini mulai diulurkan kepada ku. Diri yang tersisihkan ketika berfoto, kini menjadi kebanggan bagi mereka yang berfoto dengan ku.
Namun yang ku ceritakan itu hanyalah mimpi kecil ku, mimpi besar ku yang oernah ku ceritakan, kini sudah di ceritakan oleh mereka yang mencemeeh ku untuk mengambil muka di hadpan ku.
Tidak perlu aku bercerita besar dengan mereka lagi, karena saat ini bukan saat aku bercerita besar dengan mereka tapi saatnya aku mengulurkan tangan kebawah agar mereka mampu menaiki tebing yang sudah ku daki.

Hahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahhaahahahahahahaaaaaahhhhhhhaaaaaahahahahahahahhaaaaa

Ya saat ini aku bisa tertawa, saat dimana aku tidak lagi hidup bergantungan dengan orang tua, untuk tampil mewah tanpa harus memaksa oranh mengeluarkan bajaj besar. Saat dimana aku bisa dengan bangga hidup dan membantu orang lain tanpa harus bergantungan dengan orang tua.

Tidak seperti mereka yang mentertawakan ku kemaren, skrang masih saja hidup dengan orang tuanya. Padahal mestinya mereka sudah siap mandiri namun masih kebingungan mencari jati diri.

Alasanya sederhana, aku punya mimpi besar, hingga menumbuhkan usaha dan semangat yang besar. Di dukung oleh ridho dan do'a orang tuaku. Ditambah keikhlasan dan tidak pernah mengeluhnya aku.

Sedangkan mereka yang cenderung dimanjakan terlena dengan gaya hidup yang serba moderen, hingga jati diri masih tertumpu pada pada kemanjaan harta orang tua.

Sensara lebih baik di usia muda, krena dengan kesensaraan akan memberikan kamu bnyak pengalaman untuk sukses.
Dari pada manja hanya kan membuat mu terlena dengan kejayaan orang tua. Hingga usia tua mu tersesat dalam mencari jalan menunju kemandirian.

Komentar

Postingan Populer