Cinta Abadi Nisa Dan Syafir

Terdengar dari kejauhan bait-bait syair yang terniang. Hingga ku mendekat padanya..
Oh... Kagetnya syair itu dari sang putri bernama nisa. kubiarkan ia terus bersyair dengan lantang sungguh penuh makna...
Nisa"Untuk rayu diam yg mati sayu Termangu lugu dan berdiri tergugu Aku , menatap kuyu wajah jauhmu Langkah bayangmu kupeluk erat Seakan degup jantung tak tertahan Demi wajah rayumu Pilu dan nestapa kusanjung bahagia
Ya ampun !
Gelisahku tak berujung
Rinduku tak berkunjung
Bak menggait aksara buta
Membenarkan dosa dg sengaja
Pengampun demi cinta
Bodohnya hati yg terpukau aksara buta
Pembimbing duka , bahkan dengan indah matanya."

Setelah mendengar sedikit syairnya aku bertanya-tanya apa kah ia sedang bersedih?...
sejenak berpikir ku sambut dengan pula dengan syair. berharap ia balas dengan Jawaban.

Syafir"Tundukkan mata, Agar jiwa tetap tertuju pada yang esa. Hingga bujuk rayu cinta buta Yang cenderung membawa dosa. tak hinggap didada insan yang papa. Cukup lah cinta ini untuknya, Dengan kesetiaan yang tiada tara. 
Duhai kekasihku, Rindu kian menggebu hingga hanya ada nama mu dalam ingat dan lupaku. Dalam jalan dan tidur ku. engkau... engkau ... Lah yang ada..."

Sekjap ia tersentak menoleh kepada, Dgn wajah penuh tanda tanya!... Hningga sahut-menyahut syair...
Nisa"Dan mengapa harus dengan sebuah nama?...
Mengapa harus dg insan2 yg tak berdaya?...
Berfikir pun akan membuat jiwa2 itu terlena. Dengan sebuah biara yg terawat bak istana

Memang kenapa dengan arti sebuah jiwa
Suatu rencana yg di balas dg dusta , suatu hakikat yg di bawa dengan air mata Perpajang lah para pencari makna Perpajanglah para penikmat dunia Durhaka durjana dg segala imingan egois Berbuat dg terduga Manusia hitam dengan daging sekepal Tanpa tau pikiran merah dg hikayatnya."

Nisa" Dengan itu lah kita mengenalnya, dengan nama itu pula Jiwa-jiwa yang hitam akn putih jernih, Sekedip matapun tak akan lupa akan ia.  Hingga nfas yang berbunyi pun seolah menyebut namanya.  
Tidak... Tidak ada lagi, durjana ketika itu. Tidak ada lagi egois, yang ada adlah dia..
Tiada lagi dugaan melaikan kepastian...
Perumpamaan sebuah nama  Corak tanpa batas yg terbatas Bahaya naluri yg terduri Seperti kerikil pedih yg menutup mata. Benar adanya sepentingan adalah Dia. Benar adanya kebenaran hanya pada Nya
Tapi
Kedustaan pasti Hanya pada bersosok diri, Hanya pada bersuara rapi"

Syafir"Maka tundukan Qalbi. Hambakan diri. Kepada ia penguasa tunggal, Penyebab dari segala penyebab yang tak bersebab. 
Ya itu sang bendahara yang ingin dikenal, Hingga adalah diri yang fana ini, yang menggaungkan suara ayat-ayat suci, Dengan Sunnah sang nabi. Sebagai kunci menuju kemenangan Fana dan Akhrawi.

Nisa " Oh ternyata sang ilahi kah cinta b yang abaddi yang kau maksudkan. Ku pahami kemana angin akan hati, ketempat penyucian jiwa yang hitan legam"
Ah sudah lah, kita akhiri syair-syai ini, Tp Kau hebat bersyair Nisa, isilah buku-buku mu dengan syairmu. Tuliskan tentang cinta terhadap tuhan mu. Ajarkan kepada dunia bahwa cinta yang hakiki adalah cinta kepada sang khalik. bukan kepada makhluk...
baiklah Syafir, Syair mu kini mengajrkan ku untuk lebih memahami makna dari setiap kata yang terlontar lisan.
Bait-bait sastra kini ku pahami, ini bukan t
entang cinta kepada makhluk. Tapi ini adalah cinta terhadap kekelan. 
Ya Illahirabbi....

Komentar

Postingan Populer