Mimpi Di Masa Si Tua

Sembari menunggu jam kerja datang. Di pagi hari ku duduk diteras rumah sembari memandangi orang-orang yang sudah mulai beraktifitas berlalu lalang.
Ada yang ngebut dengan raut wajah sedikit garang, mungkin dia sedang buru-buru.
Ada pula yang lewat mungkin dengan kecepatan rata-rata 20 KM/jam , raut wajahnya tenang. santai sekali ia menikmati nuansa pagi yang indah.

Namun pagi ini tertuju mata pada bapak-bapak tua yang menggendong karung yang berisi setengah. Sambil berjalan kaki dalam keadaan menunduk tampak sekali kelelahan di wajahnya. Mungkin karena usia senjanya. Tulang yang sudah mulai merapuh dan kulit-kulit yang sudah keriput kelihatan sudah tak mampu lagi menopang tubuhnya dengan baik.

Dalam hati ku bertanya kemana anak-anaknya?... apakah bapak ini tidak punya anak?... ataukah anak-anaknya sengaja membiarkan bapaknya seperti itu?...
Sungguh durhaka anak-anaknya jika mereka membiarkan orang tuanya seperti itu. 'Menggerutu iba batin ku"

reflek aku mrmanggil bapak tua itu mengajaknya untuk untuk sejenak berhenti kemudian menyiapkannya kopi untuk sejenak menemani duduk kami.
Mau kemana pak?... tanya ku kepadanya, tapi Dia tidak menjawab sama sekali. Dan ku ulangi lagi juga tidak dijawab. Kemudian ku ulangi dengan suara lebih keras. Baru lah ia menjawab. Ternyata bapak ini sudah mulai tidak mendengar.

Setelah panjang lebar bertanya, ternyata dia mempunyai anak. Namun tidak mau merepotkan anaknya hingga dia memilih untuk tetap hidup sendiri meski anaknya sudah berkali-kali mengajaknya untuk tinggal bersama mereka.

Aku menelusurinya lebih jauh, dan membuat aku sangat kaget adalah ternayta dia kakek dari teman ku sendiri. Yang dimana teman ku sudah lama mencari kakeknya yang lari dari rumahnya. krena di tegur oleh bapaknya untuk tidak bekerja lagi. hal itu di lakukan kakek ini karena dari remaja hingga tua dia sudah terbiasa bekerja. hingga tua dia tak bisa diam. Tentunya hatinya merasa iba ketika di cegah untuk bekerja oleh anak dan menantunya.

Maklum lah orang tua sensitif. Aku merasa berdosa sudah menyalahkan anak-anaknya karena memang kakek itu yang ingin hidup seperti ini. Setelah itu aku menawarkan bantuan untuk mengantarkan kakek itu ke tempat yang ingin dia tuju. Dan alamat yang ia berikan adalah sebuah gubuk kecil yang rusuh. Sungguh tidak layak huni.

Pasti malamnya kakek ini digigit nyamuk, kedinginan, dan jika hujan akan masuk air gubuknya itu. Kata ku membatin. Krena aku melihat ada banyak sekali lobang di atapnya.

Setelah sejenak melihat-lihat aku pamit untuk pergi pada kakek itu. untuk segera pergi ketempat kerja. Namun di perjalanan aku terus dilanda rasa iba terhadap kakek itu dan bahkan aku yakin ada orang yang speritinya diluar sana.

Ku rem motor ku dan ku putar arah menuju rumah teman ku. Sesampainya disana ku ceritakan semua yg ku alami bersama kakeknya pagi ini. Tak terasa air mataku dan air mata teman ku sudah mengalir deras keluar.
Dila : Jemput lah kakek mu, dn sesampai nya disini biarkan dia beraktifitas, namun awasi agar tidak kecapean
Syafir : Baiklah syafir. Terima kasih kamu sudah memberitahukan keberadaannya.

Aku dan Dila langsung menuju tempat kakeknya. Dengan Mobilnya yang mewah, krena memang dia adalah anak orang kaya dan tentunya kekayaan itu didapatkan orang tuanya tak terlepas dari didikan kakeknya.

tak lama kemudia kami sampai disana. Dan kakeknya terlihat sedang hendak memasak mungkin dia lapar, dila menagis terisak-isak dan memeluk erat kakeknya.
Dila : Aoyo kuta pulang kek...ajaknya
Kakek : Tidak, Kakek nyaman disini.
Dila : Ayo kakek, disini tidak ada yang merawat kakek.
Kakek : kakek bisa mengurua diri sendiri.
Dila : Kalau kakek tidak mau pulang, dila mau disini sama kakek.
Kakek : tidak boleh. nanti kamu skit.
dila : kalau begitu kakek yang pulang.
Kakek : baik lah cu.

Akhirnya kakek itu mau juga pulang, tampak sekali dia begitu syang sama cucunya. Dan dila pun juga sangat menyayangi kakeknya.

Dan mereka semua kembali berkumpul sekeluarga. Dengan kehangatan keluarga yang sudah lengkap.

begitulah mimpi panjang ku semalam. Yang berkahir ketika alaram jam berbunyi pertanda aku sudah harus bangun sholat subuh.
Dan melanjutkan aktifitas seperti biasa.

Cerita itu bisa saja mimpi ku saja, bukan berarti tidak Orang tua tua yang terlantar dijalanan yang harus dibantu dan di selamatkan.
Cerita itu bisa saja berkahir dengan indah, namun tetap masih saja ada orang tua banyak yang mati terbiarkan di luar sana.

Jaga lah bapak/ibu kakek/nenek kalian yang sudah tua. Krena tanpa mereka kalian bukan lah apa-apa. Dan tanpa ridho mereka ridho allah akan jauh dari kalian.

Wassalam...

Komentar

Postingan Populer