Syafir dan Syafar
Pendung
Hiang, 22 maret 2018
https://youtu.be/6sEVYY4273s
|
Predi Daniel Warisman : Pemandangan indah dari
perbukitan yang masih asri, selalu bisa memanjakan bangun pagi warga yang
tinggal disekitarnya. Bagaimana tidak, meski ia luas mengelilingi Negeri kecil
ini, tapi selalu terawat, warga setempat dapat hidup darinya namun tak pernah
membuatnya gundul, setiap yang ditebang akan ditanami kembali. Keragaman
khayati lestari tanpa henti. inilah
bukit Barisan yang mengelilingi negeri yang berjuluk sekepal tanah dari syurga,
Kerinci namanya.
Adat istiadat masih
begitu lekat di Ngeri Kerinci ini, warga hidup dengan rukun dan berdampingan,
Keragamaan mazhab tak menjadi penyebab perselisihan, karena kedewasaan
masyrakat yang cerdas dalam menyingkapi perbedaan yang ada. tak dinapikkan
perselisahan kecil tetap terjadi namun tak mendatangkan efek yang dapat memecah
belah negeri.
26 Juli 2017 aku
diminta mewakili oraganisasi ku menghadiri Rapat Koordinasi Nasional di
Jakarta, setelah rapat kerja selesai aku menyempatkan diri untuk berjalan-jalan
di kota metro politan yang penuh hiruk pikuk kehidupan manusia. Dimana
pengemis, pemulung, Pedagangan asongan dan macam-macam bentuk Fropesi yang dulu
hanya ku saksikan di Televisi, kini sudah nyata dimata ku. Terpaut iba dihati
ku, ternyata Negara ku masih jauh dari kemakmuran.
Panas terik mentari
yang bersinar membuat ku haus, dan aku merasa sudah cukup menikmati pemandangan
di TMII ini akhirnya aku putuskan untuk mencari tempat minum di luar area TMII,
di pojokan jalan ku lihat ada sebuah Cafe yang bernuansa alami, membuat ku
teringat dengan Kampung halaman ku. Aku pun memutuskan untuk minum di cafe itu.
Sesampainya didalam cafe itu aku memsan teh es dengan cemilan untuk menemani
duduk ku, ya Cuma teh es untuk mengirit dana, maklum di jakarta serba mahal.
Sambil menunggu pesanan
ku siap ku keluralkan sebatang rokok dan ku nikmati setiap hembusan asap yang
keluar, sambil membandingkan kehidupan yang ada di Ibu kota Negara dan kampung
halaman ku. Aku pun senyum-senyum sendiri jadinya terasa lucu, kenapa
orang-orang dikampung halaman ku berharap bisa hidup di kota yang sangat bising
ini?
Sedang asik dalam
hembusan asap rokok dan kahyalan yang makin jauh, seorang pelayan memanggil ku.
Mas!...
Panggilnya. Ya.!!.. Sudah siap ya?... jawab ku
sentak, ketika ku menoleh kepadanya tak ku lihat ada pesanan ku ditangan atau
pun meja.
Ia
mas udah siap, tapi dihidang di dalam sana, mari mas saya antar. Tanpa
memberikan aku kesempatan untuk bertanya lagi, pelayan itu langsung berjalan
sambil menyuruh ku mengikutinya. Dan aku pun mengikutinya kedalam sebuah
ruangan yang di desain dengan nuansa alami, hingga aku merasa di kampung
halaman ku Kerinci.
Hei,
Syafir... Apa kabar mu?... Terdengar suara laki-laki menyebut
dan menanyakan kabarku, aku benar-benar kaget ketika menoleh kepadanya. Ternyta
dia adalah Safran, teman kecil ku yang menghilang tanpa kabar 6 tahu lalu. Tanpa berkata apa-apa aku langusng memeluknya
dan mengomelinya.
Kemana
kamu selama ini?... kenapa kau tak pernah memberikan kabar?... apa kamu tau aku
sudah berpikir macam-macam tentang mu. Kamu keterlaluan sobat. Kata-kata
ku nyerocos tak henti kepdanya.
Sudah
cukup kau menghakimi ku Syafir?... tanya balik kepada ku.
Ya
sudah cukup, Sekarang kau ceritakan semua kepada ku kenapa kau menghilang tanpa
kabar selama 5 tahun ini?... trus apa yang kau lakukan disini?...
Ah
. . . kamu ini masih saja tidak sabaran, duduk dulu dan minum Jus Pokat
Kesukaan mu.
Bukanya
yang aku pesan teh es, kok Jus pokak?...
Sudah
lah itukan minuman kesukaan mu. Aku tau kalau duit mu menipis maka kau alihkan
ke jus pokat. Ia kan?...
Ah
meski sudah 6 tahun tidak bertemu, kau masih saja ingat dengan ku, kau memang
sahabat ku. Ia sudah ayok kita minum
bersama, dan kau ceritakan kemana saja diri mu dan kenapa kamu pergi tanpa
alasan dan kabar. Tukas ku kembali keapada Safar.
Safar pun mulai
bercerita, Kamukan tau safir, kalau di
Kerinci aku hidup sebatang kara, Orang tua ku sudah meninggal ketika aku masih
kecil, nenek ku pun meniggal ketika Kita kelas 3 SMA, makanya setalah lulus aku
pergi meninggal Kerinci dengan harapan bisa melupakan pahitnya hidup ku. Dan
dinegeri yang sangat keras ini lah yang menjadi pilihan ku. Aku pernah menjadi
pengulung disini, 1 tahun ku jalani propesi sebagai pegulung, aku sisih kan
Rupiah demi rupiah dengan harapan dapat melanjutkan kuliah ku. Dan ditahun
kedua baru aku memulai kuliah. Sambil kuliah aku masih memulung.
Hari
minggu , tanggal 27 Februari 2012 masih ingat betul aku dengan hari itu, Wanita
yang duduk disebelah sana Sambil ia menunjuk kearah
seorang wanita yang duduk di balik meja
kasir. Wanita itu melihat ku memulung dan
dia adalah teman sekelas ku waktu kuliah. Karena memulung pula ia mencintai ku.
Tapi kami tidak berpacaran sampai selesai kuliah. kemudian kami menikah setelah
wisuda, dia juga sebatang kara seperti ku, orang tuanya meninggalkan sebuah
rumah dan sebidang tanah yang lumayan luas. Rumah itu adalah tempat yang sedang
kamu duduki ini, kemudian kami renovasi menjadi sebuah cafe. Dengan modal yang
kami ambil dari menjual tanahnya.
Ini
cafe mu safar?... Bukan Cafe ku!..tapi cafe istri ku, karena semua berasal
darinya.
Tidak-tidak!..
ini Cafe kami, Modalnya memang dari ku, tapi apa yang ada dimata mu hari ini
adalah hasil perjuangan kami berdua, jadi cafe ini milik kami berdua. sahut
istrinya yang memotong pembicaran kami dan kemudian duduk disebelah safar.
Siapa
ini sayang?... Lanjut istrinya bertanya kepada safar.
Safarpun mengenalkan ku pada istrinya. Ini
Syafir, teman ku dari kampung, tadi aku melihatnya dari CC TV ketika ia masuk
kedalam Cafe kita ini, dan ku minta pelayan meanggilnya untuk masuk kedalam.
Dan Syafir ini istri ku Anintya Rahmawati.
Safar,
Syafir? Nama kalian unik. Tanya Anin istrinya heran.
Ia
nama ini diberikan oleh seorang yang kemudian menjadi guru ngaji kami ketika
dikampung dulu. Jelas safar kepada istrinya.
Ouh
jadi kau melihat ku dari CC TV?... Potong ku yang memang
masih heran dimana ia tau aku ada disitu, dan ternyata dari CC TV.
Ia
benar, aku sudah becerita panjang tentang diri ku, sekarang kau jelaskan kenapa
kenapa kau ada di Jakarta ini? Aku pun menjelasakan
kenapa aku ke-Jakarta keapadanya.
Terus
apa kamu sudah menikah?... tanya lagi belum jawab ku singkat dengan nada sedikit malu. Kenapa kamu belum menikah?... Bagiamana
dengan Lyla pacar mu dulu, bukankah kalian saling mencintai?...
Kami
sudah lama berpisah sejak tamat SMA tidak lama setelah kamu menghilang tanpa
kabar, dia melanjutkan kuliahnya di Jambi, beberapa bulan disana kamonukasi
kami terputus, aku sudah mencarinya ke Jambi dan dia tidak mau menemui ku.
Sampai hari ini aku tidak tau apa alasannya kenapa Lyla meninggalkan ku.
Sabarlah
kawan, coba kau ingat-ingat mungkin kamu punya salah padanya?...
Tidak-tidak
aku sudah mengingat-ngingatnya dan memang tidak ada kesalahan fatal yang bisa
menjadi alasan untuknya menghilang dari ku.
Atau
mungkin ada dosa yang kalian berdua lakukan?...
Dosa
safar? Apa hubungannya denga Dosa?...
Pastinya
sobat Rasullallah Saw. Bersabda yang artinya :
“Demi Allah yang jiwa Muhammad ada di
tangan-Nya, tidaklah dua orang saling mencintai lalu dipisahkan antara
keduanya, kecuali karena dosa yang dilakukan salah satunya.” [HR. Ahmad dari
Ibnu Umar radhiyallahu’anhuma, Shahihut Targhib: 2219]
Jika dosa itu tidak ada pada diri mu mungkin pada
dirinya atau pada diri kalian berdua, tak usah kau jawab keapad ku, adakah dosa
itu atau tidak, tapi jawablah pada diri mu sendiri Safir.
Jika benar adanya dosa telah menjadi pemisah
diantara klain, maka bertaubatlah sahabatku jika Allah meridoinya, dan cinta mu
masih ada padanya karena Allah Swt, jemputlah ia dengan Iman dan cinta itu.
Insya Allah, Alalh akan mempermudah kan jalan klaian. Jelas safar kepada ku.
Masya Allah Safar, engkau benar-benar sudah jauh
berubah, dan hari ini pula engkau telah menyadarkan aku sekaligus memberi ku
jawaban dari perntanyaan yang sudah lama kucari.
Tidak syafir, ini semua tidak terlepas dari
rencana Allah, Allah yang mempertemukan kita hari ini. Tentu Allah punya
tujuan, Insya Allah ini adalah salah satu tujuan Allah. Swt.
Anin tersenyum mendengar percakapan kami berdua, dan tidak terasa
percakapan kami sudah memakan waktu setengah hari aku pun berpamitan untuk
kembali ke penginapan yang disediakan panitia Pelaksana.
Oke syafar aku sudah tau alamat mu, jangan lupa
pulang kampung, dan jika aku diberikan banyak rezeki aku akan sering-sering
mengunjungi mu. Kata ku
berpamitan sambil meninggalkan nomor telepon ku padanya.
Baiklah syafir biar supir ku yang mengantar mu.
Tidak usah terima kasih...
Setelah itu akupun beranjak pulang, aku merenungi apa yang disampaikan
sahabat ku, benar adanya dosalah yang telah memisahkan cinta kami. Sejak itupun
kuserahkan semua keapda Allah, aku benar-benar menyesal atas dosa ku dimasa
silam. Memperbaiki diri dan ku fokuskan untuk menimba ilmu agama, memperkuat
ibadah ku.
“Ya
Allah... Ya... Rabbi
Tuhan penguasa alam dunia akhirat
Teguhkanlah aku di jalan mu, dan tetapkanlah hati aku
Atas segala gerak dan tindak ku karena mu. Amin....
2 tahun kemudian hal yang tak terpikirkan oleh ku terjadi lagi, setelah
selesai kutunaikan kewajiban Zuhur ku, di masjid 1000 tiang, aku bertemu
kembali dengan Lyla.
Bertasbih hati ku “Masya Allah” sungguh sebuah hidayah telah Allah,Swt
berikan kepad ku dan kepada nya. Sekarang ia sudah berhijab dengan smestinya,
Jilbab panjang menutupi kepala dan badannya, tak ada lagi rambut yang terurai,
tak ada lagi baju yang ketat, tak ada lagi celana yang sempit. Ini benar-benar
sebuah rahmat.
Assallamualikum warah matullahi wabarakatuh
Ukhti.
Waalaikum salam warah matullah hiwabarakath
Akhwat.
Benarkah ini engakau Lyla?..
Syafir ini kamu?... Tanya nya balik tanpa menjawab pertanyaan ku.
Ia Lyla ini aku, Sudah sekian lama kita tidak
bertemu, dan kita berpisah dalam keadaan lumuran dosa.
Dan hari kita di pertemukan kembali di rumah
Allah yang agung ini Syafir.
Masya Allah ini sungguh rahmat yang luar biasa bagi kita! Serentak Syafir dan Lyla mengucapkannya.
Setalah itu mereka saling menunduk malu.
Kemana saja kamu selama ini Lyla?...Kenapa kamu
menghilang dari ku?...Aku mencari mu kemana-mana?... tanya ku kepadanya.
Syafir kepergian ku adalah untuk memperbaiki diri
ku, dengan harapan ku suatu saat nanti, ketika aku sudah siap menajdi bidadari
syurga, seorang imam akan menjemput ku dimana pun itu.
Lyla, Aku masih mencintai mu, tapi kali ini
berbeda, aku mencintai mu karena Allah, Sudikah engkau ku jemput pada orang tua
mu, untuk ku halal kan?...
Datanglah Syafir kepada orang tua ku, Aku pun
mencintai mu karena Allah, dan aku yakin ayah ku pun akan menerima mu, karena
kali ini imam ku yang akan menggantikan dia adalah orang yang Insya Allah mampu
membibingku ke-Syurga.
Insya Allah Lyla, aku akan segera datang.
Aku pun segera melamarnya dan tanpa menunda-nunda lagi, alhamdulillah
orang tua Lyla menyambutku dengan baik. Dan mengikhlaskan Lyla untuk ku Imami
dunia Akhirat.
Kami pun menikah, Tak luput ku minta Syafar dan anin untuk hadir, yang atas
perantara merakalah Allah datangkan petunjuk kapada ku. Hingga akhirnya bersatu
pula aku dan Lyla dengan ridho Allah Swt.
Masya Allah, lailla haillallah, Sungguh Janji-janji allah itu benar
adanya, dan semoga kisah syafir dan syafar ini dapat menajadi pelajaran bagi
kita untuk senantiasa berserah diri kepada Allah Swt.
Komentar
Posting Komentar