Ketika Kopi Menjadi filosofi Guru

Teringat kisah 4 tahun yang lalu, ketika seorang guru bertanya kepada ku, hei Safir. Apa yang kamu lakukan?... Siapa yang mengajarkan kamu seperti ini?...
Sejenak ku berpikir dan mengingat-ngingat siapakah yang mengajarkan aku tentang sebuah kesalahan yang ku lakukan saat ini!...

Dalam lamunan ku. barulah aku menyadari bahwa 3 tahun seblumnya aku hanya belajar kepada sang guru yang bertanya ini. Dan selama 3 tahun itu pula aku menerapkan apa yang ia ajarkan. Dan kemudian aku berkata kepadanya. Wahai guru engakaulah mengajarkan ku.

Tidak aku tidak mengajarkan mu akan hal ini!...
Coba di ingat lagi.
Masa guru lupa?...
Bukan kah kita seperti sebuah permen yang sama dengan 2 gelas susu mereka?...
Ia memang seperti itu.
Terus kenapa guru lupa?...

Filosofi apa ini guru...
Ini filosofi Kopi...

Kalau Kopinya enak maka kopinya dapat pujian.
Pas nih kopi, Enak, Mantap...
Gulanya entah di kemanakan...

Tapi kalau kopinya gak enak...
Ya gula yang di salahkan...
Ah gulanya kurang ini...

Begitulah kamu... Kalau yang baik guru mu kau puji. Tapi kalau salah guru mu kau salahkan...
Bukannya guru yang seperti itu?...
Aku kan cuma ngikut perintah guru...

Salah ataupun benar...

Kamu ini melawan lagi...

Gak kok guru. Ngomong apa adanya.
Gru pun terdiam....

Ya begitulah sang guru egois di Zaman Now.
Dah salah masih juga Apologi...
Hehehehehe

Tapi guru-tetaplah guru... Darinya kita belajar hidup.
#syafir

Komentar

Postingan Populer