PEMERINTAH NEGRI 1001 KEGELAPAN

Aktifis 1 :
 Lihat-lihat lah mereka…
Yang duduk bersila dengan penuh bangga.
Lihat lah mereka, yang berdiri gagah membusungkan dada.
Menunjukkan pada jelata, bahwa merekalah Pemimpin

Aktifis 2 :
 Hahaha Pemimpin?...
Pemimpin apa?.....
Pemimpin yang membiarkan rakyatnya menderita...?
Yang menutup telinga atas jeritan rakyatnya...?
Yang menyisihkan warga negaranya, dan menampung, meagunggkan orang-orang asing.
Itukah yang engkau katakana sebagai pemimpin?...

Aktifis 1
 : Ia, Itu lah pemimpin!...
Pemimpin dinegEri 1001 Kegelapan.
Pemimpin Yang mempunyai mata, tapi tak mampu melihat penderitaan rakyatnya.
Pemimpin yang mempunyai telinga tapi tak mampu mendengar jeritan rakyatnya.
Pemimpin yang hanya mampu duduk di kursinya.
Membentuk undang-undang, untuk memperkuat posisi mereka dan memperkaya diri sendiri.
Untuk memperlancar proses pencalonannya di periode mendatang.

Aktifis 3 :
Hahaha Sudahlah, jika kalian berdua terus mengungkit semua ini.
Alangkah lucu jadinya negeri ini.

Aktifis 1 :
Tak lah kami mengungkit keburukan saja, tak lah kami menyalahklan mereka saja.
Tapi kami iba,,,,,,

Aktifis2 :
Ia kami iba, kami sedih, , ,
Tak kah kau ingat perjuangan para pahlawan.
Mereka yang menggenggam erat kuning bamboo runcing.
Mengahadang dentungan meriam.
Menantang tajam hujaman peluru dari para colonial?...
Mengorbankan darah dan nyawa mereka!....

Aktifis 1 :
Dan tak kah engkau ingat, dengan tangisan-tangisan istri-istri mereka.
Teriakan anak-anak pahlawan yang kehilangan orang tua mereka
Di medan perang dalam memperjuangkan kemerdekaan tanah air ini?...

Aktifis 2 :
Taukah engkau semua itu demi kemerdekaan negera ini, demi kamakmuran tanah air ini?...
Demi kebangkitan dan melepaskan diri dari penjajahan?...
Tak ada sedikit rela dalam hati ini, dalam hati kami jika perjuangan para pejuang ini harus ternodai dan terulang kembali oleh para penjajah dari bangsa sendiri.

Aktifis 3 :
Mereka pemimpin.
Mereka bukan penjajah…

Aktifis 4 :
Ya mereka pemimpin yang menjajah bangsa, menjajah mental rakyat.
Buka  mata mu lebar-lebar…
Asah kembali otak mu…
Jangan lah kamu dibutakan,,,

Aktifis 2 :
Sudah lah percuma kamu berbicara dengannya, menjelasakan panjang lebar dengannya…
Diakan kaki tangannya para pemimpin itu…

Aktifis 3 :
Aku juga aktifis, sperti kalian. Aku juga memikirkan kejayaan rakyat…

Aktifis 1 :
Ya, tapi di balik itu semua, kau gunakan untuk mengrogoti mereka.
Kau paksa penguasa itu untuk memberikan mu uang.
Dengan data-data kesalahan mereka.

Aktifis 3 ;
Kau jangan sembarang berbicara.
Aku bisa menuntut mu.

Aktifis 2 :
Ini… bukti apa yang kami katakana…
Silahkan kau menuntut kami.
Kami lebih rela hidup di penjara, dari pada hidup tak mampu berbuat unutk bangsa…

Aktifis 4 :
Ya aku pun lebih rela hidup dibalik jeruji besi,
Dari pada harus di pimpin oleh mereka yang hina.
Aktifis 1 :
Begitupun dengan ku..
Aku lebih rela tak bisa melihat matahari terbit dan tenggelam
Dari pada hidup menjilat pada koruptor-koruptor itu.

Aktifis 3 :
Terserah kalian.
Aku lakukan itu karena aku sudah bosan berteriak
Dengan menggemgam toa, berpanasan ditengah-tengah terik matahari.
Menghadang ramai lalu lintas,
Menerjang aspal-aspal yang panas terbakar sang saurya.
Menanntang hujan yang deras.
Melawan badai yang berhembus. Tapi tetap tak didengar oleh mereka.

Sadarkah kalian.
Dari Pucuk hingga akar pemerintahan ini
Telah ternodai oleh kolusi, korupsi, dan nefotisme.

Mereka hanya mengiakan kalian sesaat saja.
Menjelang kalian bubar dalam aksi kalian.

Jika kalian tak bubar salah satu dari kalian di panggil untuk bertemu
Bernegosiasi dan akhinrya ya sama dengan bukti yang kalian pegang.
Aktifis, aparat hukum, pemerintahan, pengadilan
Saat sudah jarang diantara mereka ada yang benar-benar peduli dengan rakyat ini.

Aktifis 1
Teraserah apa kata mu.
Nabi juga lahir dari tengah-tengah kegelapan.
Memanggil dan menyeru pada amal makruf nahi mungkar.
Dan dia berhasil, hingga hampir diseluruh dunia mengakui kebernaran dan kemurnian islam.

Aktifis 4 :
Dan demi memenjara membersihkan para koruptor-koruptor itu.
Agar bangsa dan tanah air ini bersih dari kolusi, korupsi dan nefotisme.

Aktifis 2 :
Apa lagi negera ini.
Saya yakin masih ada segelintir orang yang kan benar-benar berjuang
Demi nusa dan bangsa ini.
Demi rakyat yang menderita.
Demi pedagang asongan dan pengamen yang sering diburu.
Demi pengemis yang sering jadi bulanan-bulanan para kantit.


@Predi_Daniel_Warisman
Panti Asuhan Putra Aisyiyah Kota Sungai Penuh
Senin, 14 Agustus 2016

Komentar

Postingan Populer