Jalan Sunyi Untuk Tuhan Ku

Penghargaan, Dihargai, dua kata dengan satu kata dasar, dengan dua makna yang berbeda dan banyak penafsiran tentangnya.

Sang musafir yang menempuh jalan sunyi tidak lah menempuh perjalanan jauh yang penuh perjuangan untuk dihargai ataupun mendapatkan penghargaan. perjlanan jauh itu ditempuhnya hanya semata-mata untuk mengemban misi kemanusiaannya sebagai khalifah dimuka bumi.

Dalam perjalanan itu, bukan sekali kilatan pedang menghadang jalannya. bukan sekali hembusan badai pasir menyelimuti pandangan matanya. bukan pula sekali tenggorokan kehausan tanpa air. tidak pula sekali keinginan untuk mundur tumbuh di hatinya.

Ia tetap bertahan, Karena Perjalanan jauh itu karena Lillah, bukan untuk mendapatkan upah. perjlanan jauhnya untuk mengemban Misi Al-Ashri, dengan Visinya ayat 3 dan atas dasar ayat 2.

berpegang Teguh kepada Kalimat Laillaha Illallah, tak mengemis pada manusia melainkan meyakini allāhuṣ-ṣamad, Bersandarkan pada wa lam yakul lahụ kufuwan aḥad.

dan senantiasa mengingat pesan Ali-Imron 104 
    

وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُون

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.
Karena tugas kita bukan menyalahkan atau membenarkan, melainkan untuk saling menasehati dan saling mengingatkan.

Tiada kerinduan untuk pulang, melainkan pulang kekampung abadi, untuk menatap indah sejuk wajah sang penuntun. Berharap dinampakan wajah sang Khalik. sedikitpun tak terindukan imingan syurga, tak tergetir secuilpun ketakutan akan neraka.

Komentar

Postingan Populer